Kamis, 16 Februari 2017

Berlabur oranye

Entah kapan renovasi terakhir rumah kos di renon ini. Demi mendapatkan nuansa dinamis, cerah dan berenergi, warna teras oranye jadi pilihan. Dikombinasi dengan warna kayu dan cat putih di beberapa sisi yang belum terwujud realisasinya. Masih tahap pengerjaan. Dicicil dulu. Maklum dananya terbatas.

Risiko desain rumah minimalis. Musim hujan begini makin ketahuan kekurangannya. Positifnya, justru ini kesempatan mengevaluasi. Mumpung hujan. Bagian mana yang mesti segera diperbaiki dan langsung bisa dilihat efek perbaikannya.



Teras paling terasa kena tampias hujan angin. Pintu dan sekat kayu di teras mulai lapuk. Warnanya pun memudar. Retakan-retakan halus di dak atas diaci ulang. Cat waterproofing mesti dipoles ulang. Saat inilah biasanya cat awal berubah. Mumpung ada program cat ulang. Agar tidak jenuh. Ganti suasana.

Minggu, 05 Februari 2017

Persimpangan yang sering dilanggar di Denpasar

Rambu-rambu lalu lintas dipasang di lokasi tertentu dengan pertimbangan tersendiri. Di seputaran kota Denpasar ada beberapa persimpangan yang cukup sering dilanggar. Kadang mengagetkan dan membahayakan pengguna jalan lain.

Persimpangan Jalan Muhamad Yamin - Raya Puputan - Pemuda

Ketika menyusuri Jalan M. Yamin ke Selatan, tiba di persimpangan dekat Konsulat Jepang, waspadalah! Mungkin sebagian karena efek car free day hari Minggunya.

Pengendara dari arah bundaran Renon dan Jalan Pemuda sering memotong jalur di persimpangan ini. Melawan arah. Kadang juga ada truk dan bus pariwisata yang melanggar rambu di sini. Terutama sejak Jalan Raya Puputan III ditutup dengan adanya Taman Janggan. Ada juga yang melaju ke arah Utara Jalan M. Yamin lajur Timur yang sebenarnya juga satu arah.

Persimpangan Jalan Raya Puputan - Tantular Barat

Pengendara motor dan sepeda dari arah Pojok Sudirman yang menuju ke Timur, sering memutar melawan arus ke kanan untuk kemudian masuk ke Jalan Tantular Barat.

Ada sih yang niat pasang lampu sein. Walau jelas melanggar.

Persimpangan Jalan Cok Agung Tresna - Badak Agung - D.I. Panjaitan

Rambu-rambunya sudah jelas terpasang. Bahkan ada lampu peringatan warna kuning/oranye. Mungkin memang sulit mengubah kebiasaan warga. Dulunya di perempatan ini memang bebas melintas dari arah Utara ke Selatan atau sebaliknya. Cukup sering terjadi kecelakaan di sini.

Saya sendiri pernah ikut membantu korban tabrak lari dulu. Wajar ada jalur yang ditutup. Kini masih sering pengendara melintas menerobos jalan. Pengendara dari arah Jalan Badak Agung yang ingin ke Selatan mesti melewati Lapangan Renon. Pengguna kendaraan dari arah Jalan Panjaitan yang menuju ke Utara mesti menyeberang dan belok ke kiri masuk Jalan Badak sebelum SPBU. Atau masuk dari Jalan Drupadi.

Persimpangan Jalan Tukad Barito Timur - Tukad Pakerisan

Pengendara dari Jalan Tukad Pakerisan sering belok ke Timur masuk ke Jalan Tukad Barito Timur. Jalan ini memang 2 arah. Tapi kendaraan dilarang masuk dari sisi Baratnya.

Yang sering menerobos memang sepeda motor. Sepertinya sih penerobos tahu rambu larangan yang ada. Kebanyakan "tahu diri" dan agak menepi jika jalur dari Timur sedang padat.

Persimpangan Jalan Waturenggong - Tukad Banyusari - P.B. Sudirman

Motor dari arah Jalan Tukad Banyusari nyelonong masuk ke Jalan Sudirman. Lumayan mengagetkan buat yang tidak terbiasa.

Kendaraan di depan kita tiba-tiba berhenti mendadak karena ada yang memaksa melintas. Deretan pengendara di belakang seakan berlomba membunyikan klakson. Apalagi lampu lalu lintas sudah menyala merah.